Senin, 17 Maret 2014

upacara pernikahan



PROSES ADAT PERNIKAHAN DI LARANTUKA





Sebagai sebuah masyarakat yang menyimpan berbagai macam warisan budaya dan adat istiadat,Larantuka sebagai sebuah kota di Flores Timur masih menyimpan beberapa kegiatan kebudayaan.Perkawinan sebagai ritual adat menggambarkan sebuah kearifan budaya Lamaholot yang sejak turun temurun diwariskan nenek moyang.Sebagai kota yang kental dengan kehidupan beragama dan budaya portugisnya,proses perkawinan di Larantuka menempati  posisi tersendiri dalam khasanah kebudayaan lamaholot .Pesta perkawinan menjadi pesta besar setelah pesta penerimaan sakramen ekaristi (sambo baru).Tahap yang dijalankanpun tergolong panjang.

Maso minta/tongka Tanya

Proses ini mengawali proses menuju perkawianan.Dalam proses ini keluarga dari pihak laki-laki akan menyambangi kediaman perempuan.Orang tua dari laki-laki beserta keluarga besar nya setelah menanyakan keseriusan anaknya bermaksud untuk memperkenalkan diri kepada keluarga perempuan.Juru bicara dari pihak laki-laki akan menjelaskan maksud kedatangan keluarga besar mereka dan meminta ijin kiranya pihak perempuan berkenan merestui anaknya untuk menjalin hubungan dengan anak mereka.Biasanya dalam proses ini belum dibicarakan secara serius tentang kelanjutan hubungan kedua pasangan,hanya sekedar silahturahmi dan berkenalan.Kadang pada proses ini sudah mulai dibicarakan tentang belis/mahar yang harus dipenuhi pihak laki-laki.
Tarian menyambut pengantin
Pertunangan/Tuka Cince

Ketika dilihat bahwa hubungan anak mereka dengan gadis pujaan hatinya sudah memasuki tahap serius maka keluarga bersiap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.Orang tua laki-laki akan kembali mengumpulkan keluarga besarnya dan bersama-sama mereka mendatangi pihak perempuan.Sebelum kedatangan umumnya keluarga wanita  diberitahukan terlebih dahulu sehingga telah ada persiapan.Ketika memasuki proses ini maka pasangan sudah terikat.Cincin dipersiapkan sebagai lambang mengikatkan cinta kedua anak mereka dan kedua keluarga besar.Kedua keluarga juga membicarakan proses selanjutnya,setelah cincin dikenakan oleh masing-masing pasangan.Kedua keluarga besar secara resmi sudah dipersatukan dan ketika ada hajatan diantara keduanya maka mereka akan saling mengundang.Perempuan dengan sendirinya harus lebih sering diperhatikan laki-laki dengan menyiapkan segala yang menjadi kebutuhannya.Pada proses ini kadang selain membawa cincin keluarga laki-laki juga membawa perlengkapan lainnya seperti  perhiasan emas yang akan dikenakan wanita.Kesempatan ini juga dipakai untuk membicarakan belis/mahar yang harus disiapkan mempelai laki-laki.Ketika sudah memasuki proses ini, bila sebelum terjadi pemberkatan nikah salah satu pasangan melanggar maka akan dikenakan denda.Denda dikenakan  sesuai kesepakatan dan pembicaraan diantara kedua keluarga sesuai tuntutan keluarga yang dikhianati. Sering disebut sebagai tanda Tuto Malu atau menjadi pelajaran agar tidak menyepelehkan/melanggar kesepakatan.

Tuli Nama

Tuli nama/tulis nama merupakan kegiatan mencatatkan nama pasangan di Gereja untuk mengikuti pemberkatan nikah.Peraturan gereja katolik mewajibkan pasangan untuk mengikuti kursus perkawinan sebelum menikah.Setelah itu pasangan yang akan menikah diumumkan dalam tiga minggu berturut-turut namanya diumumkan di Gereja asal pasangan.Melengkapai proses di Gereja kedua keluarga kembali bertemu dan mulai berbicara serius mengenai kegiatan pernikahan.Detail acara dan perlengkapan yang diperlukan sudah mulai dibicarakan dalam kesempatan ini.Kedua keluarga berkumpul  sambil menikamati hidangan yang disediakan pihak wanita.Tanggal pernikahan mulai ditetapkan.

Anta Sire Pinang

Setelah pengumuman ketiga di Gereja  dan dipastikan pernikahan sesuai jadwal yang ditentukan,sehari sebelum pemberkatan pernikahan (biasanya malamnya dilanjutkan dengan resepsi pernikahan) digelar proses anta sire pinang.Proses ini di banyak daerah sering disebut dengan “antar seserahan”.Dahulu pada acara ini selalu diiringi kelompok musik dengan perlengkapan musik,gendang,suling,juk/okulele,gitar dan biola  sambil membawakan lagu Lui E dan lagu daerah lainnya.Dalam proses ini keluarga laki-laki akan menghantar belis/mahar juga segala perlengkapan pernikahan dan pesta pernikahan kepada keluarga wanita.Baju pengantin dan semua perlengkapan pakaian  yang akan dikenakan mempelai wanita disiapakan dari ujung rambut sampai ujung kaki.Binatang yang akan disembelih.Beras dan perlengkapan makanan lainnya beserta peralatan memasak.Juga tak lupa kayu bakar.Sebelum memasuki rumah mempelai wanita,di depan pintu rumah perwakilan keluarga calon pengantin pria akan dijemput oleh perwakilan keluarga calon pengantin wanita.Wakil keluarga pria akan menuangkan arak di gelas dan memberikan kepada wakil keluarga wanita.Setelah wakil keluarga calon mempelai waniat menenggak arak yang diberikan,wakil keluarga pria akan memberikan belis (uang/gading sesuai kespakatan kedua keluarga) dan diterima wakil dari keluarga wanita.Wakil keluarga wanita umumnya akan membalas  dengan memberikan sarung (tenun ikat Flores timur)satu atau dua lembar atau cindera mata lain(tergantung kesepakatan keluarga wanita).Setelah upacara serah-serahan hantaran selesai dilanjutkan dengan santap malam menikmati hidangan yang disediakan keluarga calon pengantin wanita.
Suasana pesta nikah di Flores

Kumpo Kao 

(Bukan termasuk tahapan pernikahan tetapi proses yang mengikutinya).Beberapa jam sebelumnya di tenda pesta keluarga dari calon pengantin pria dan wanita akan menerima tamu dari keluarga yang mengantar pemberian berupa uang dan binatang (anta  bagian)yang dikumpulkan (urung rembuk)memberikan bantuan/partisipasi (kumpo kao).Kumpo kao merupakan adat kebaiasaan yang dilakukan keika ada pesta pernikahan atau ada kematian.kumpo kao dimaknai sebagai sambo tangan (ikut berkontribusi) membantu  dengan memberikan uang sesuai  kemampuan.Kumpo kao hanya untuk keluarga besar dari yang empunya hajat/yang ada hubungan kekerabatan.Keluarga menyiapkan jamuan makan dan minum untuk rombongan kumpo kao sebagai ucapan terima kasih.Biasanya keluarga yang hadir pada saat ini kebanyakan tidak mengikuti jamuan pernikahan (pesta pernikahan) besoknya.

Bua Tenda

(Bukan termasuk proses pernikahan tetapi proses yang mengikutinya).Dua atau tiga hari sebelum anta sire pinang dan pesta pernikahan keluarga dari calon mempelai pria dan wanita akan mengundang kaum laki-laki sedesa dan keluarga dekat untuk berpartisipasi dalam proses mendirikan tenda yang akan dipaki untuk pesta.Tenda yang dibuat biasanya memakai terpal sebagai penutupnya (dulu memakai seng atau daun kelapa)dengan  tiang penyangga dari bambu atau balok kayu.Juga dibuat panggung memakai balok kayu atau drum.Semua bergotong-royong mendirikan tenda dan mengambil bangku/kursi untuk ditempatkan di tenda.Besok sebelum pesta beberapa orang yang terbiasa membuat dekorasi akan begadang membuat dekorasi tenda dan panggung latar tempat duduk pengantin.Pada pesta perkawinan yang digelar biasanya setelah acara sambutan dan santap malam dilanjutkan dengan joget atau menari.Ada dolo-dolo,roko  tenda ,cha-cha,teras,jai,dansa,juga joget dengan berbagai irama music.Tua muda berbaur bergembira bersama.Yang muda sering sampai pagi,tergantung dari tuan rumah kapan pesta harus berakhir.

Lepa Bujang

Proses pernikahan yang terakhir yang dijalani,tapi sekarang bukan merupakan sebuah kewajiban jadi  tergantung kepada keluarga mau dirayakan atau tidak.Proses ini merupakan proses perpisahan atau pernyataan bahwa kedua mempelai telah memasuki kehidupan berumahtangga, bukan sendiri lagi/bujang.kesempatan ini juga diperguanakan sebagai ajang ucapan terima kasih dari keluarga dan kedua mempelai  kepada teman,saudara,tetangga dan handai taulan yang membantu sehingga acara pernikahan terlaksana.
Pernikahan dengan  segala proses yang  mengikutinya menjadi sebuah perjalanan panjang dan sebuah peristiwa kebudayaan yang  telah lama hidup dan dijalankan oleh para leluhur dan kemudian mereka wariskan kepada kita.Mewarisi kebudayaan mencerminkan kita sebagai masyarakat adat yang masih menjaga nilai-nilai luhur tersebut.Menjalankannya membuat kita sebagai manusia yang tahu adat atau mencintai adat istiadat yang memberikan kebaikan bagi kehidupan..Tabe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar